Entri Populer

Jumat, 06 April 2012

TEORI WARNA


Dimensi Warna Versi Munsell,

Warna dapat didefenisiskan secara obyektif / fisik sebagai sifat cahaya yang dipanc

Sebaliknya suatu benda bewarna putih karena sifat pigmen benda tersebut memantulkan semua warna pelangi . Sebagai bagian dari elemen tata rupa, warna memegang peran sebagai sarana untuk lebih mempertegas dan memperkuat kesan atau tujuan dari sebuah karya desain.Dalam perencanaan corporateidentity, warna mepunyai fungsi untuk memperkuat aspek identitas.Lebih lanjut dikatakan oleh Hendry Dreyfuss, bahwa warna digunakan dalam simbol - simbol grafis untuk mempertegas maksud dari simbol - simbol tersebut . Sebagai contoh adalah penggunaan warna merah pada segita pengaman, warna - warna yang digunakan untuk traffic light merah untuk berhenti ,kuning untuk bersiap - siap dan hijau untuk jalan.Dari contoh tersebut ternyata pengaruh warna mampu memberikan impresi yang cepat dan kuat.Kemampuan warna menciptakan impresi, mampu menimbulkan efek - efek tertentu.Secara psikologis diuraikan oleh J. Linschoten dan Drs.Mansyur tentang warna sbb : Warna - warna itu bukanlah suatu gejala yang hanya dapat diamati saja, warna itu mempengaruhi kelakuan, memegang peranan penting dalam penilaian estetis dan turut menentukan suka tidaknya kita akan bermacam - macam benda. Dari pemahaman di atas dapat dijelaskan bahwa warna, selain hanya dapat dilihat dengan mata ternyata mampu mempengaruhi penilaian estetis dan turut menentukan suka atau tidaknya seseorang pada suatu bendaarkan , atau sec
ara subyektif / psikologis sebagai bagian dari pengalaman indera penglihatan. Secara obyektif atau fisik, warna dapat diberikan oleh panjang. Dilihat dari panjang gelombang, cahaya yang tampak oleh mata merupakan salah satu bentuk pancaran energi yang merupakan bagian yang sempit dari gelombang elektromagnetik Cahaya yang dapat ditangkap indera manusia mempunyai gelombang 380 sampai 780 manometer. Cahaya antara dua jarak nanometer tersebut dapat diurai melalui prisma kaca menjadi warna - warna pelangi yang disebut spectrum atau warna cahaya , mulai berkas cahaya warna ungu, violet, biru,hijau, kuning,jingga,hingga merah.Di luar cahaya ungu / violet terdapat gelombang - gelombang ultraviolet , sinar X, sinar Gamma, dan sinar Cosmic/Di luar cahaya merah terdapat gelombang / sinar inframerah, gelombang Hertz, gelombang Radio pendek, dan gelombang radio panjang, yang banyak digunakan untuk pemancaran radio dan Tv. Proses terlihatnya warna adalah dikarenakan adanya cahaya yang menimpa suatu benda, dan benda tersebut memantulkan cahaya ke mata ( retina) kita hingga terlihatlah
warna.Benda berwarna merah karena sifat pigmen benda tersebut memantulkan warna merah dan menyerap warna lainnya.Benda bewarna hitam karena sifat pigmen benda tersebut menyerap semua warna pelangi.
.( http://www.scribd.com/doc/14846151/Teori-WARNA-Albert-Munsell)

Warna memiliki tiga dimensi, yaitu berupa warna yang tersusun dari hasil percampuran hitam putih sebagai porosnya, lingkaran warna yang melingkari poros, dan skala warna yang bergerak menuju poros (Darmaprawira, 2002:51). Oleh sebab itu, dimensi warna pun dapat dilihat dari tiga dimensi warna versi Munsell, yaitu
a. dimensi nama warna (hue), Hue merupakan warna dari suatu benda yang
memberikan perbedaan dari suatu warna terhadap warna lainnya, digambarkan oleh sebuah lingkaran...
b.dimensi nilai (value),Value adalah kualitas warna yang berhubungan dengan pencahayaan, hal ini merupakan tingkat kecerahan, digambarkan sebagai garis vertikal. dan
c. dimensi intensitas (chroma). Chroma yaitu intensitas warna yang membedakan warna yang kuat dengan warna yang lemah, digambarkan sebagai jarak lingkaran dari pusat. Hal ini pun sesuai dengan pendapat Maitland Graves dalam bukunya, The Art of Color and Design (dalam Darmaprawira, 2002:61), yang membedakan ketiga dimensi warna sebagai berikut.
Hue is the name of color. Value is the brightness or luminosity of color. Chroma is the strength, intensity, or purity of a color.

Penjelasan tiap dimensi warna versi Munsell dapat dilihat dalam pemaparan dimensi-dimensi warna versi Munsell sebagai berikut.

1. Dimensi Nama Warna (hue)
Sebelum data Munsell distandardisasikan, nama-nama warna diberikan berdasarkan warna alamiah yang dimilikinya, misalnya, warna hijau alpokat untuk menunjukkan warna hijau yang menyerupai warna buah alpokat. Dengan mengetahui nama-nama warna tersebut, identifikasi warna bisa dikenal dengan mudah karena dengan namanya warna dapat dibedakan antara satu unsur dengan lainnya, misalnya adanya nama warna merah berarti dapat dibedakan dengan warna kuning, hijau, atau biru (Darmaprawira, 2002: 53). Pada keadaan dimensi satu, nama-nama warna dalam sistem penamaan warna Munsell belum diberi simbol secara numerik karena belum ada nilai dan tingkat kekuatan (intensitas) (Darmaprawira, 2002:57). Dengan demikian, nama-nama warna sebagai dimensi pertama pun disebutkan tanpa diikuti oleh penanda nilai (value) atau intensitas (chroma).
Dalam penelitian berjudul Desain Warna, Susunan, dan Fungsinya (Affendi, 1978:70 dalam Darmaprawira, 2002:54), terdapat beberapa nama warna yang digunakan oleh masyarakat Jawa Barat, yaitu sebagai berikut.
bodas
beureum
bulao
kasumba
gandaria
bulao saheab/
bulao langit
beureum ati
hejo lukut
hejo paul
= putih
= merah
= biru
= merah ros
= ungu muda
= biru muda

= merah tua
= hijau lumut
= hijau kebiruan
hideung
hejo
koneng
kayas
gedang asak
pulas haseup

beureum cabe
gading
paul
= hitam
= hijau
= kuning
= ros muda
= kuning jingga
= abu-abu kebiruan
= merah tua
= kuning muda
= biru ultramarin

Sementara itu, dalam penelitian yang berjudul Susunan Warna Lokal di Beberapa Daerah di Indonesia (Affendi, 1982:78—79) pun terdapat beberapa nama tambahan dari nama-nama warna yang telah disebutkan dalam Desain Warna, Susunan, dan Fungsinya, yaitu koneng enay,hejo ngagedod, gandola, borontok, coklat kopi atau pulas kopi, candramawat, dan bulu hiris.

2. Dimensi Nilai atau Derajat (value)
Nilai warna diambil dari bahasa Inggris, value, yaitu tingkatan atau urutan kecerahan suatu warna. Nilai tersebut akan membedakan kualitas tingkat kecerahan warna, misalnya ia akan membedakan warna merah murni dengan warna merah tua (gelap) atau dengan warna merah muda (terang). Tingkatan nilai yang biasa digunakan adalah sembilan tingkat mulai dari tingkatan tercerah, yaitu putih, melalui deretan abu-abu, sampai pada tingkatan tergelap, yaitu hitam (Darmaprawira, 2002 : 58).
Warna putih merupakan warna yang memiliki nilai tertinggi sehingga tidak ada warna lain yang mempunyai nilai setinggi putih, sedangkan warna hitam merupakan warna yang memiliki nilai terendah sehingga tidak ada warna lain yang mempunyai nilai segelap atau serendah hitam. Sementara itu, abu-abu merupakan nilai yang paling netral yang berada pada tingkatan kelima, yaitu empat tingkat di bawah putih dan empat tingkat di atas hitam. Bila dimensi kedua nilai ini dimasukkan ke dalam skema lingkaran warna, warna akan berubah nilai skalanya secara gradual, nilai tertinggi di puncaknya dan nilai terendah atau tergelap paling bawah (Darmaprawira, 2002 : 58).
Percampuran warna dengan hitam, putih, atau abu-abu akan menghasilkan tiga tingkat kecerahan warna, yaitu deretan warna cerah (tints), deretan warna nada (tones), dan deretan warna gelap (shades). Dengan menambahkan nilai pada warna melalui pencampuran pigmen menurut ukuran yang tepat, dapat dihasilkan tingkatan kecerahan warna yang kelak masing-masing warna akan mempunyai kekuatan atau intensitas (Darmaprawira, 2002:60).

3. Dimensi Khroma atau Intensitas (chroma)
Dimensi ketiga adalah intensitas, yaitu suatu hal yang menyatakan kekuatan atau kelemahan warna, daya pancar warna dan kemurnian warna. Dengan kata lain, intensitas adalah kualitas warna yang menyebabkan warna itu berbicara, berteriak, atau berbisik dalam nada yang lembut. (Darmaprawira, 2002: 61).
Chroma merupakan ukuran kekuatan dan kelemahan (strength dan weakness) atau kekayaan dan kemiskinan (richness and poorness) suatu warna. Ukuran ini membedakan warna lebih merah (more red) dan kurang merah (less red), yaitu ukuran persentasi kualitas keberadaan jatidiri suatu warna. Dengan demikian, chromaticity merupakan atribut sensasi visual suatu warna asli bisa dilihat tanpa bergantung pada gelap dan terang atau tanpa pengaruh putih dan hitam. Chromaticity disebut juga kepenuhwarnaan (colorfulness) karena chromaticity merupakan ukuran identifikasi hue dalam suatu warna. Suatu warna tanpa chromaticity adalah akromatik atau monokromatik dan akan tampak kelabu atau kabus (Dimas, 2010:1).

Sumber:
Affendi, Yusuf. 1982. Susunan Warna Lokal di Beberapa Daerah di Indonesia. Bandung: Institut Teknologi Bandung
Darmaprawira, Sulasmi. 2002. Warna: Teori dan Kreativitas Penggunaannya ed. Kedua. Bandung: Penerbit ITB
Darmaprawira, Sulasmi. 2002. Warna: Teori dan Kreativitas Penggunaannya ed. Kedua. Bandung: Penerbit ITB
http://wcatatansingkat.blogspot.com/2010/12/dimensi-warna-versi-munsell.html
http://www.scribd.com/doc/14846151/Teori-WARNA-Albert-Munsell


Tidak ada komentar:

Posting Komentar